Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Pemkab Bantul kumpulkan pengelola SPPG untuk evaluasi MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 10:23:28【Sehat】540 orang sudah membaca
PerkenalanBupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih disela menjalankan tugas di Bantul. AN

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera mengumpulkan para pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah tersebut untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, di Bantul, Selasa, mengangakan langkah mengumpulkan para pengelola SPPG MBG tersebut salah satunya menindaklanjuti adanya laporan keracunan makanan yang dialami siswa yang diduga setelah menyantap makanan MBG di wilayah Kecamatan Jetis.
"Masalah Makan Bergizi Gratis ini harus terus kita evaluasi, kita pantau kita cari apa penyebab sesungguhnya, maka kita akan rapat tentang Program MBG dengan mengundang semua penanggung jawab SPPG," katanya.
Bupati menargetkan dalam waktu dekat atau dalam minggu ini dapat mengundang para pengelola SPPG di Bantul, mengenai masalah atau kendala yang dihadapi termasuk mencari solusi bila ada persoalan dalam menjalankan proyek nasional tersebut.
Baca juga: BGN perkuat pelaksanaan program MBG di Kabupaten Bantul
"Para penanggung jawab SPPG yang ada di Bantul coba kita tanya satu per satu apa problemnya, apa masalahnya, kok masih saja terjadi laporan itu (keracunan)," katanya.
Menurut dia, laporan keracunan makanan yang dialami siswa diduga usai menyantap MBG memang bukan gambaran semua SPPG, melainkan hanya beberapa peristiwa, dan bukan representasi dari semuanya.
"Ini kecelakaan, tapi bagaimanapun karena ini menyangkut kesehatan anak-anak kita, pastilah harus kita cari solusinya, kita temukan penyebabnya apa kok masih saja terjadi keracunan seperti ini," katanya.
Sementara itu, terkait dengan laporan ratusan siswa di salah satu SMA negeri di Jetis yang diduga keracunan makanan pada Jumat (31/10), Bupati mengangakan sudah dilakukan asesmen oleh pihak terkait, dan ngak ada yang perlu menjalani rawat inap.
Baca juga: Bantul awasi pemberian MBG di sekolah meski bukan kewenangan daerah
"Sudah diasesmen dan Alhamdulillah ngak ada yang perlu dirawat inap, artinya mereka yang masih muda tentu imunitas masih kuat, tapi kan kita harus mengantisipasi lebih jauh, jangan sampai ada keracunan lagi," katanya.
Suka(6386)
Artikel Terkait
- Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
- CORE: Jelang Natal, pasokan
- IHSG BEI menguat seiring stabilitas ekonomi domestik
- Nikmati menu sederhana, Diddyrayakan ulang tahun ke
- Unsri lakukan diseminasi teknologi pengemasan produk olahan ikan
- Sari Murni Group investasi di Vietnam perkuat ekspansi ke pasar global
- Mentan: beras sumbang deflasi 23 provinsi berkat sinergi lintas sektor
- Ekonomi TW
- UMKM binaan Pertamina raup Rp250 juta di ajang MotoGP Mandalika
- Program MBG di NTB serap 17.434 tenaga kerja, hidupi keluarga lokal
Resep Populer
Rekomendasi

Kenapa lobster air tawar mudah mati? Ini penyebab dan pencegahannya

Celios dorong penguatan industri besi hingga mamin jaga ekspor RI

Wali Kota Kupang mendorong percepatan SLHS bagi SPPG

Siasat bersihkan rumah terdampak banjir dari kuman penyebab penyakit

Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan

Nikmati menu sederhana, Diddyrayakan ulang tahun ke

Kasus ompreng MBG palsu, BGN tegaskan bahan harus stainless steel 304

BKKBN: Ngak ada kasus keracunan MBG pada kelompok 3B di Jabar